Makalah Teater Tradisional Indonesia (Mata Pelajaran Seni Budaya)

Makalah Teater Tradisional Indonesia

Halo sobat Sarana Sinau. Ini adalah artikel perdana kami, pada artikel kali ini yang kami bahas adalah tentang makalah. Sebelumnya apa sih yang dimaksud makalah itu? makalah adalah karya yang ditulis, dan bersifat ilmiah yang di dalam makalah tersebut membahas suatu topik. Nah, sudah tahu kan makalah itu apa. Dan disini kami akan memberi contoh makalah tentang teater tradisional indonesia.



MAKALAH
TEATER TRADISIONAL INDONESIA
(memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Seni Budaya)



(LOGO)



Nama Kelompok:
Agnes Sherly. F
Enjelita Dwi Cahyani
Fransiska Ines. R
Durotun. N
Laura PuspitasariRida Alsima




SMK N 1 CANDIPURO
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan segala nikmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Seni Budaya berupa Makalah. Yang telah kami susun dan kami beri judul “Naskah Teater Tradisional”.
Meskipun banyak hambatan yang telah kami lalui dalam proses pengerjaannya. Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan makalah yang kami buat ini.

Dan Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fransissa Retno, selaku guru kesenian beserta teman-teman yang juga telah memberikan segala bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk menyempurnakan makalah ini pada khususnya dan pembuatan makalah-makalah yang lain dikemudian hari nanti. Kami berharap semoga karya tulis yang telah kami susun ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Candipuro, 08 September 2019




Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar belakang ......................................................................................................... 1
B.       Rumusan masalah ................................................................................................... 2
C.       Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.      Pengertian Teater Tradisional ................................................................................... 3
B.      Unsur-unsur teater tradisional .................................................................................. 4
C.      Ciri-ciri teater tradisional .......................................................................................... 6
D.      Macam-macam teater tradisional ............................................................................. 7
E.       Fungsi seni teater tradisional ................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ........................................................................................................... 10
B.       Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11






BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teater merupakan salah satu media komunikasi secara langsung untuk menceritakan kisah hidup manusia yang djadikan sebagai sarana penting dalam menyebarkan kebudayaan dan pemikiran di sepanjang zaman. Terkadang, teater menceritakan suatu kejadian menyedihkan yang membuat penonoton untuk merasakan kesedihan dan terkadang juga ada teater yang membuat penonton tertawa lepas dan ada juga teater yang memberikan pertanyaan kepada penonton.

Perubahan susunan dalam ide teater tradisional perlu diciptakan. Namun, tetap mempertahankan segala kaidah pementasan, sehingga bisa terwujud pengalaman yang baru. Bahkan dalam beberapa teater, format dan penampilan dalam pementasan harus diubah juga. Masyarakat zaman sekarang sangat berbeda dengan tipe masyarakat zaman dahulu. Mereka memiliki keinginan dan selera yang baru pula. Oleh karena itu, dalam pembuatan teater harus menyesuaikan persoalan hidup sehari-hari mereka. Dengan begitu, akan tetap terjamin dan terjaga kelestarian teater tradisional untuk generasi mendatang.

Teater tradisional yang telah kita kenal sekarang ini, lahir dari situasi sosial tertentu yang berbeda dengan kondisi saat ini. Ada banyak sekali peneliti teater yang mengaku bahwa jika teater tradisional Indonesia yang dipentaskan sesuai dengan format aslinya, tentu saja tidak akan banyak menarik minat publik. Dan lambat laun teater tradisional akan ditinggalkan.

Teater tradisional Indonesia merupakan bagian dari identitas budaya dan menjadi kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia. Begitu juga sebagian besar pakar seni menilai perlu diadakannya perubahan dalam penampilan seni teater tersebut yang sesuai dengan keinginan masyarakat modern. Selain itu, memadukan teater tradisional dengan suatu yang modern, akan lebih membuat inovatif seperti penggunaan tata cahaya, dekorasi, dan musik yang akan membuat seni teater tradisional Indonesia menjadi lebih menarik.

Pementasan teater tradisional secara tradisional sudah tidak menarik lagi bagi publik modern dan hanya akan menghibur mereka beberapa jam saja dan setelah itu, akan membuat mereka merasa bosan. Karena itulah, upaya mempromosikan teater tradisional Indonesia harus diiringi dengan penyesuaian seni pentas modern. Kehidupan pada masyarakat tradisional dan problematika mereka, harus bisa dimasukan dalam teater tradisional. Oleh karena itu, hanya dengan cara itulah teater tradisional akan bisa bertahan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang sudah penulis jabarkan, ada beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :

  1. Apa Pengertian Teater Tradisional ?
  2. Apa saja unsur-unsur teater tradisional ?
  3. Apa ciri-ciri teater tradisional ?
  4. Apa saja macam-macam teater tradisional ?
  5. Apa Fungsi teater tradisional ?


C. TUJUAN
Dengan disusunnya makalah ini, maka penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui Pengertian Teater Tradisional
  2. Untuk mengetahui unsur-unsur teater tradisional
  3. Untuk mengetahui ciri-ciri teater tradisional
  4. Untuk mengetahui macam-macam teater tradisional
  5. Untuk mengetahui fungsi teater tradisional





BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEATER TRADISIONAL
1. Arti Teater
Tahukah kamu ? Awal mula kata “Teater”, berasal dari kata yunani kuno, yaitu "theatron", jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti “tempat untuk menonton”. Teater adalah salah satu cabang dari seni pertunjukan yang dipertontonkan di depan penonton untuk menampilkan sebuah akting atau peran karakter, dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
Dibawah ini beberapa arti teater menurut Wikipedia :
  1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
  2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
  3. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb. 
  4. Dalam arti sempit/khusus : drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor (setting), didasarkan atas naskah yang tertulis (hasil dari seni sastra) dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian.

2. Definisi Teater Tradisional
Sejarah perkembangan teater tradisional di Indonesia dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada zaman tersebut, terdapat unsur-unsur teater tradisional yang banyak digunakan untuk melakukan upacara ritual. Dimana Teater tradisional ini merupakan bagian penting dari suatu upacara keagamaan ataupun upacara adat-istiadat yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Pada saat itu, penyebutan teater sebenarnya merupakan unsur-unsur teater, dan belum seutuhnya dikatakan sebagai suatu seni teater. Setelah unsur-unsur teater ini terlepas dari suatu upacara ritual, unsur-unsur teater tersebut berubah menjadi suatu seni pertunjukan yang lahir langsung dari lingkungan masyarakat itu sendiri.

Sedangkan proses kemunculan teater tradisional di Indonesia, sangatlah bervariasi dari berbagai daerah. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur pembentukan teater tradisional itu berbeda- beda pada setiap daerah, tergantung masyarakat menyikapinya dan bagaimana teater itu lahir.

Teater tradisional (Teater daerah) merupakan suatu bentuk pertunjukan, yang dimana para pemainnya berasal dari daerah itu sendiri dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah sejak zaman dahulu yang hidup di lingkungan tersebut, misalnya kisah mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, harus disesuaikan dengan kondisi adat istiadat masyarakat setempat, disesuaikan dengan keadaan sosial masyarakatnya. Di setiap daerah mempunyai ciri-ciri Teater Tradisional yang sangat menggambarkan kebudayaan daerah tersebut.

Teater yang perkembangannya dikalangan rakyat, disebut dengan teater tradisional. Teater tradisional yang tanpa naskah (bersifat inprovisasi). Sifatnya supel, yang artinya dipentaskan disembarang tempat. Jenis teater ini masih hidup dan berkembang di seluruh daerah Indonesia. Para pemain teater di tuntut memerankan suatu tokoh tanpa adanya naskah, mereka harus mempunyai spontanitas dalam berimprovisasi yang tinggi.

Beberapa contoh teater tradisional diantaranya, yaitu : ludruk (Jawa timur), ketoprak (Jawa tengah), dan lenong (Jawa barat) . Ada 3 macam teater tradisonal menurut Kasim Ahmad, yaitu:
  • Teater rakyat

Teater rakyat sama seperti teater tradisional, yang menceritakan kehidupan suatu rakyat. Sifat dari teater rakyat sangat sederhana dan berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Contohnya antara lain: Randai dan Bakaba di Sumatera Barat, Makyong dan Mendu didaerah Riau dan Kalimantan Barat, Ketoprak, Srandul, Jemblung di Jawa Tengah dan lain sebagainya.

  • Teater Klasik

Dalam teater klasik sudah bersifat cukup baik, artinya dalam segala sesuatu sudah teratur dengan baik., dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat. Dalam teater ini harus mengikuti segala aturan yang etis dan estetis sehingga akan berjalan dengan lancar. Awal dari lahirnya jenis teater ini adalah dari pusat kerajaan. Contohnya antara lain: wayang kulit, wayang orang dan wayang golek.

  • Teater Transisi

Teater transisi merupakan suatu teater yang memang dari teater tradisional tapi sudah dipengaruhi oleh gaya teater barat. Segala sesuatu teater ini sudah dipengaruhi oleh gaya barat, seperti cerita, musik, dekorasi, dan properti yang lainnya. 

 

B. UNSUR-UNSUR TEATER TRADISIONAL

Dibawah ini adalah unsur-unsur dalam pementasan teater tradisional, yaitu sebagai berikut.
1. Tema
Tema adalah ide pikiran/gagasan pokok yang menjadi dasar kisah drama. Dari setiap drama yng akan dipentaskan tentu mempunyai sebuah tema. Dengan begitu, teater yang akan dipentaskan akan terarah.  
 
2. Plot
Plot/alur adalah serangkaian peristiwa atau jalan cerita dalam drama. Dengan adanya plot, cerita akan lebih terarah dari sederhana menjadi kompleks, klimaks, sampai penyelesaian. Dibawah ini adalah tahapan plot, yaitu sebagai berikut. 
  • Eksposisi
Perkenalan tokoh dalam teater melalui adegan-adegan dan dialog yang menggambarkan kepada penonton. 
  • Konflik
Pada tahapan ini, permasalahan cerita dalam teater sudah mulai muncul dengan kejadian atau peristiwa atau insiden cerita yang dipentaskan. 
  • Komplikasi
Insiden permasalahan yang terjadi pada cerita mulai berkembang dan menimbulkan konflik semakin banyak, rumit dan saling terikat tetapi belum ada penyelesaian dalam konflik. 
  • Klimaks
Berbagai konflik yang terjadi telah sampai pada puncak ketegangan bagi para penonton. Dan konflik atau pertikaian yang terjadi antar tokoh semakin memanas. 
  • Penyelesaian
Tahap ini merupakan akhir penyelesaian konflik. Dalam tahap ini akan berakhir sebuah cerita yang dipentaskan, bisa berakhir menyenangkan, mengharukan, tragis, atau bahkan membuat penonton  menjadi bertanya-tanya.

3. Penokohan
Ada beberapa aspek penokohan dalam teater di antaranya sebagai berikut.
  • Aspek Fsisikologis
Aspek ini berkaitan dengan keadaan fisik tokoh cerita. Bisa berupa tinggi badan, berat badan, warna kulit dan lain sebagainya.
  • Aspek Sosiologis
Aspek ini berkaitan dengan keadaan status sosial tokoh cerita, yaitu interaksi/peran sosial dari satu tokoh dengan tokoh yang lainnya. 
  • Aspek sosiologis 
Dalam aspek ini berkaitan dengan karakter/kepribadian tokoh. Ada beberapa jenis karakter dalam sebuah pementasan teater, yaitu protagonis, antagonis, figuran dan tritagonis.
Penokohan/karakter berkaitan dengan sifat/karakter tokoh. Penokohan biasanya berhubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin, usia, bentuk fisik, dan kejiwaannya. Ada 3 macam penokohan dalam teater, yaitu:
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang memiliki sifat yang baik dan sebagai pengawal cerita yang mendapat sebuah permasalahan. Sehingga para penonton akan merasa empati kepada tokoh ini.
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang memiliki sifat yang jahat atau buruk dan selalu menentang tokoh yang lain (protagonis).
- Tokoh tritagonis, yaitu tokoh yang sebagai penyelesai atau penengah sebuah permasalahan dari 2 pihak (tokoh protagonis dan tokoh antagonis).

4. Dialog
Dialog adalah percakapan secara lisan antara 2 orang atau lebih untuk merangkai jalannya cerita. Dalam dialog harus mendukung karakter tokoh, mengarahkan alur dan mengungkap arti dalam cerita.

5. Bahasa
Bahasa merupakan bahan dasar untuk dialog pemain yang disesuaikan dengan masyarakat. Kata dan kalimat yang digunakan harus berhubungan dan efektif dalam penyampaian pikiran dan perasaan dalam cerita.
6. Ide dan Pesan
Dalam pementasan teater haruslah menyiapkan sebuah ide yang bisa di impementasikan di atas panggung. Sehingga, ide tersebut berhubungan dengan cerita yang dipentaskan. Dan tak hanya bisa membuat penonton terhibur, tapi juga bisa menampilkan sebuah pesan moral dengan nilai-nilai pendidikan kepada penonton.

7. Setting
Setting atau latar adalah sebuah tempat dan suasana yang digunakan sebagai pementasan di panggung. Dalam artian, setting ini bisa mencakup tata panggung, tata musik dan tata lampu.
 

C. CIRI-CIRI TEATER TRADISIONAL
Berikut adalah ciri-ciri teater tradisional, yaitu :

1. Tidak ada naskah
Dalam teater tradisional, para pemain tidak membutuhkan naskah. Mereka melakukan percakapan secara spontan. Jadi para pemain dituntut agar bisa berimprovisasi dengan pemain yang lain agar pementasan bisa berjalan dengan lancar.

2. Persiapan dilakukan secara sederhana
Pada umumnya para pemain teater tradisional melakukan latihan secara sederhana dan tidak melakukan perencanaan dan penjadwalan secara spesifik. Seluruh persiapan seperti aktor, dekorasi, tata busana, tata rias, tata musik dan yang lainnya dilakukan secara sederhana dan saat ingin pementasan.

3. Ceritanya monoton
Cerita dalam teater tradisional biasanya monoton atau hanya satu aspek, tidak beragam dan tidak bervariasi. Dalam ceritanya, diambil dari cerita rakyat setempat seperti dongeng, pahlawan dan kehidupan sehari-hari. Sangat berbeda dengan teater modern, yang beritanya sangat bervariasi seperti bercerita tentang kehidupan rakyat setempat, perekonomian, keagamaan, kebudayaan dan yang lainnya.

4. Menyatu dengan masyarakat
Pertunjukan teater tradisional bersifat fleksibel, yang artinya pertunjukan teater tradisional mudah dan cepat menyesuaikan dengan masyarakat dan bisa dilaksanakan dimana saja, dan tidak memerlukan tempat yang khusus. Karena dalam pementasannya menggunakan perlengkapan yang sederhana.


D. MACAM-MACAM TEATER TRADISIONAL

1. Wayang
Sekitar pada tahun 1500 tahun sebelum masehi, wayang sudah dikenal pada sejak zaman prasejarah. Pada saat itu, masyarakat Indonesia masih memeluk kepercayaan animisme, yaitu berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang yang disebut dengan hyang atau dahyang, yang diaplikasikan melalui bentuk arca (patung) atau gambar.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang perkembangannya ada di Pulau Jawa dan Bali.  Pada tanggal 7 November 2003, pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO, sebagai sebuah karya kebudayaan Indonesia yang sangat berharga dan mengagumkan dalam bidang cerita narasi.


2. Makyong
Makyong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Makyong dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha Thai dan Hindu-Jawa. Nama makyong berasal dari mak hyang, nama lain untuk dewi sri, dewi padi. Makyong adalah teater tradisional yang berasal dari Pulau Bintan, Riau. Makyong berasal dari kesenian istana sekitar abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Makyong dilakukan pada siang hari atau malam hari. Lama pementasan ± tiga jam

3. Drama Gong
Drama Gong adalah bentuk seni pertunjukan dari daerah Bali yang memadukan antara unsur-unsur drama modern dan drama tradisional. Pada awalnya drama gong disebut "drama klasik" karena masih mendominasi pada unsur drama tradisional. Dalam drama gong, pementasan setiap gerak pemeran diiringi oleh gamelan gong. Pada tahun 1966, Drama Gong diciptakan oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase (Gianyar). Pada tahun 1967, Drama Gong mulai berkembang di Bali dan tahun 1970 berada dalam puncak kejayaan. Namun, kesenian ini mulai menurun popularitasnya pada pertengahan tahun 1968 dan hingga saat ini ada sekitar 6 buah sekaa Drama Gong.

4. Randai
Randai adalah salah satu kesenian (teater) khas masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat. Teater ini dimainkan oleh sebuah berkelompok atau regu. Randai bisa diartikan sebagai “bergembira dengan membentuk lingkaran”. Kenapa bisa diartikan seperti itu ? karena pada teater randai, pemainnya berdiri dalam sebuah lingkaran yang cukup besar bergaris tengah yang panjangnya 5 - 8 meter. Cerita dalam kesenian ini selalu menceritakan cerita rakyat Minangkabau, seperti cerita Malin Deman, Cindua Mato,  Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat yang lainnya. Konon pada awalnya, randai pertama kali dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Padang Panjang, saat mereka berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Kesenian randai ini sudah dipentaskan di beberapa daerah di Indonesia dan bahkan sampai penjuru dunia. Kesenian teater Randai berbahasa inggris pernah dipentaskan oleh sebuah kelompok mahasiswa yang ada di University of Hawaii, Amerika Serikat. Kesenian randai dengan nilai etika dan estetika adat istiadat Minangkabau, merupakan hasil dari penggabungan beberapa macam seni, seperti: drama (teater), seni tari, musik dan pencak silat.

5. Mamanda
Mamanda adalah salah satu kesenian teater tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan kesenian yang lain, Mamanda mirip dengan lenong, interaksi antara pemeran dan penontonnya. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Asal mula Mamanda adalah saat kesenian Badamuluk yang dibawa oleh rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka tahun 1897. Dulunya di Kalimantan Selatan bernama Komedi Indra Bangsawan. Persinggungan antara kesenian lokal di Banjar dengan Komedi Indra Bangsawan membuat terlahirnya kesenian baru yang disebut sebagai Ba Abdoel Moeloek atau biasa disebut dengan Badamuluk.

6. Longser
Longser merupakan kesenian teater tradisional dari masyarakat sunda, Jawa barat. Kata longser berasal dari gabungan kata melong (melihat dengan kagum) dan saredet (tergugah) yang bisa di artikan seseorang yang melihat pertunjukan longser, maka dalam hatinya akan merasa kagum dan tergugah. Longser yang banyak pada unsur tarian disebut ogel atau doger. Sebelum adanya longser, terdapat salah satu teater tradisional yang disebut lengger. Busana yang digunakan pada kesenian ini sangat sederhana tapi mencolok dari segi warnanya, terutama busana yang dipakai oleh ronggeng. Biasanya seorang ronggeng memakai kebaya dan kain samping batik. Sementara, untuk pemeran laki-laki memakai baju kampret dengan celana sontog dan ikat kepala.

7. Ketoprak
Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer di Indonesia, terkhusus di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kata "ketoprak" berasal dari nama alat yaitu tiprak yang berbunyi prak, sehingga diberi nama tiprak. Pada kesenian ketoprak menggunakan bahasa halus dan spesifik, seperti bahasa jawa sehari-hari, bahasa jawa kromo (lebih halus) dan bahasa jawa kromo inggil (sangat halus).

8. Ludruk
Ludruk merupakan kesenian Jawa Timuran yang pemerannya adalah laki-laki, kesenian ini pun hingga saat ini cukup terkenal. Ludruk merupakan kesenian drama tradisional yang dipentaskan oleh kelompok kesenian disebuah panggung dengan lawakan serta gamelan sebagai alat musiknya dan bercerita tentang kehidupan masyarakat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya. Dalam ludruk, percakapan yang digunakan sangatlah menghibur yang membuat penontonnya tertawa. Dalam kesenian ludruk menggunakan bahasa khas Surabaya, dan terkadang menggunakan bahasa yang lain tergantung pemerannya. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, sangat mudah dipahami oleh masyarakat pada umumnya.

9. Lenong
Lenong merupakan seni pertunjukan teater tradisional masyarakat dari Betawi, Jakarta. Kata "lenong berasal dari nama seorang pedagang China bernama Lien Ong. Pada zaman penjajahan, kesenian lenong ini biasa dipentaskan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi terhadap penentangan pejajah yang sewenang-wenang. Pada awalnya, kesenian lenong ini dipertunjukkan untuk mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di luar ruagan dan tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung,  salah satu aktor akan mengelilingi penonton dengan meminta sumbangan sukarela. Ada 2 jenis lenong, yaitu lenong preman dan lenong denes. Yang membedakan antara 2 lenong ini adalah bahasanya. Lenong denes menggunakan bahasa melayu halus dan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.

10. Ubrug
Ubrug adalah salah satu kesenian tradisional rakyat yang ada di pandeglang yang kini semakin dilupakan. Istilah kata "ubrug" berasal dari bahasa Sunda, yaitu "sagebrugan" yang artinya campur aduk dalam satu lokasi. Campur aduk dalam kesenian ubrug maksudnya adalah teater rakyat yang memadukan antara unsur lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua unsur tersebut dipentaskan secara komedi. Bahkan, bahasa yang digunakan dalam pementasannya pun terkadang digabungkan dari bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu (Betawi). Adapun alat musik yang biasa dimainkan dalam pemenetasan kesenian udrug adalah gendang, kulanter, kempul, gong angkeb, rebab, kenong, kecrek, dan ketuk.


E. FUNGSI SENI TEATER TRADISIONAL
Dengan berkembangnya seni teater di Indonesia, telah mengalami  perubahan seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini. Tidak hanya sebagai sarana upacara dan hiburan, seni teater juga bisa sebagai saran pendidikan. Sehingga masyarakat bisa berperan dalam nilai afektif teater. Ada beberapa fungsi seni teater tradisional, diantaranya adalah:

1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada mulanya, teater digunakan sebagai saran upacara adat istiadat. Yang digunakan sebagai sarana upacara untuk persembahan dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Berbeda dengan fungsi yang lain, teater yang digunakan untuk sarana upacara tidak membutuhkan penonton, justru pemerannya lah yang langsung menyaksikan teater tersebut sebagai penonton juga. Di Indonesia, teater ini sering disebut dengan teater tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan suatu bentuk seni yang fokus pada gerakan dan ucapan. Berbeda dengan seni suara, yang mengedepankan suara dan irama. Dengan adanya teater, pemeran akan mengekspresikan gerakan dan ucapan sesuai dengan yang ditampilkan.

3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam pementasan sebuah teater, haruslah dipentaskan secara maksimal dan sesuai dengan apa yang dipentaskan. Dengan begitu, penonton yang melihat akan mudah untuk terhibur.

4. Teater sebagai Media Pendidikan
Dalam teater juga bisa sebagai sarana pendidikan. Teater yang ditampilkan, memberikan pesan-pesan yang bermanfaat untuk penontonnya. Dengan adanya teater, pesan yang disampaikan secara langsung oleh pemeran teater, akan lebih mudah dipahami oleh penonton dibandingkan hanya membaca cerita sendiri.




BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Dari makalah yang sudah dijelaskan diatas, penulis bisa simpulkan bahwa teater adalah salah satu cabang dari seni pertunjukan yang dipertontonkan di depan penonton untuk menampilkan sebuah akting atau peran karakter, dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.

B.       SARAN
Makalah ini merupakan salah satu bagian dari media pembelajaran, maka dari itu kepada semua pihak bisa diambil manfaat ilmunya, dengan mendalami isi makalah yang sudah dijelaskan. Khususnya untuk pemuda-pemudi Indonesia, agar bisa mendalami salah satu seni seperti teater, karena seni teater ini adalah kekayaan bagsa Indonesia dan kita sebagai penerus bangsa ini.





DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_Teater
http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-rambet.pdf
http://kliping.co/pengertian-seni-teater-unsur-jenis-dan-contohnya/
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-teater-tradisional.html
http://www.febrian.web.id/2014/03/jenis-jenis-teater-nusantara-seni-budaya.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah.html
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html
https://frontpecintaislam.blogspot.co.id/2017/05/unsur-unsur-seni-pertunjukan-teater.html
https://www.slideshare.net/dianariday/macammacam-teater-tradisional
Id.wikipedia.org/wiki/Wayang_orang
Teater35.blogspot.com/2009/05/pengertian-teater-dan-drama.html

Posting Komentar untuk " Makalah Teater Tradisional Indonesia (Mata Pelajaran Seni Budaya) "